Kamis, 17 November 2016

IDE BISNIS : PERJALANAN MERAIH SATU JUTA PERTAMA #1

Hmmm, hello guys. Entah kenapa saya mulai benar-benar termotivasi untuk memulai sebuah wirausaha yang sebenarnya sudah ada di dalam pikiran sejak lama. Faktanya semuanya tak seindah ekspektasi, pemikirian yang penuh optimistis. Ketika mulai merealisasikannya njirr semuanya benar-benar diluar pikiran. Dulu, yang saya pikirkan ketika saya membuka wirausaha dan memulai pemasaran di media online yaitu facebook saya langsung akan mendapatkan banyak orderan dan akhirnya bisa mendapat uang yang banyak. But, STOP ! you are going too far man! Wake up! Hahaha setelah saya mulai memposting iklan wirausaha saya, cuma dapat like tanpa komen order. 
Oh, ya ! saya juga sebenarnya mempunyai kendala dalam wirausaha yaitu saya tidak bakat promosi entah kenapa saya malu jika harus memposting/ promo mengenai wirausaha saya. Saya takut mengotori beranda teman-teman, takut dikira nyepam mulu. Ya walaupun, sebagian teman support si tapi ya tapi. 
All Right, lanjut yang tadi tentang posting. Setelah beberapa saat posting di status fb beberapa teman tertarik dan juga ada guru SMA saya dulu juga tertarik. Bahkan guru saya sempat inbox fb saya dan kepo dengan harga member. What? Saya baru mau buka tapi udah ada yang tanya harga member dan saya pun bingung dan memulai agar si guru SMA saya mematok harga dulu. And then, ternyata harganya hanya cukup buat “kulak” jadi terpaksa deh tidak bisa dapet member. Eh, did you know what is “kulak”? jahaha maklum saya orang Jawa ya jadi kebawa deh, tetapi nggak rasis lho ya ! “Kulak” adalah eng ing eng eeeeeng, haha itu adalah semacam harga awal atau harga modal atau apalah saya bukan mahasiswa ekonomi jadi kurang paham begituan, haha.
Eh, tapi kok kayak ada yang aneh? Dari tadi ngomongin wirausaha sampe pemasraannya juga tapi kok nggak ada kejelasan tentang wirausaha yang saya geluti? Haha terus saya bukan orang yang sudah sukses tapi kok berani nulis kayak ginian? PD gilak. Haha!. Njir, kenapa jadi banyak pertanyaan si? Yaudah, saya jawab pertanyaan yang awal dulu dah. Wirausaha yang saya geluti yaitu…, eh sebentar lebih baik kita ganti istilah wirausaha dengan bisnis aja ya Gank! Biar kayak orang yang udah sukses gitu si padahal si masih level bawah.   Okey bisnis saya adalah… Advertising. Apa aja tuh ? ya mencakup brosur, poster, stiker , dan juga mmt/ spanduk.
Berkenaan dengan harga yang diajukan Bapak Guru SMA saya dulu, saya jadi ingat. Sebuah elemen yang sangat penting dalam sebuah bisnis. Njir, kata “bisnis”-nya udah kayak bahasa orang sukses aja wakakak. So, why the prize is important? Kita pakai dasar ekonomi, semakin tinggi harga maka permintaan semakin sedikit dan semakin rendah harganya maka permintaan akan semakin banyak. Hmmm, harga ini merupakan suatu elemen yang perlu dimasuki strategi agar bisnis bisa mulai berjalan. Bagaimana strateginya? Hmmm, nanti ajalah sekalian diterapkan coba hasilnya bagaimana!
Berbicara tentang harga, saya ingat teman saya pernah bicara mengenai bisnis/ wirausaha milik Cina, yang katanya “Belinya 5000, jualnya juga 5000, tetapi untung 5000”. Dan itu membuat penasaran otak saya, Bagaimana bisa seperti itu? Tapi sampai sekarang saya juga belum bisa mendapatkan jawaban dan klarifikasinya. Apakah itu sebuah realita atau sebuah filosofi semata. Tetapi, jika kita lihat memang orang Cina memang terlihat memiliki jiwa wirausaha yang amat besar, dan tampaknya mereka cocok terjun di dunia perdagangan. Bikin minder aja ! eitzz jangan patah arang bung! Kita baru mau mulai masak iya baru mulai udah patah arang duluan.
Setelah posting di facebook, saya vacuum untuk posting promosi. Bukan tanpa alas an, tetapi karena respon yang kurang mengenai jasa saya. Mental saya kendur, dan semangat saya mundur. Saya berkata dalam hati “Sudahlah mungkin bukan jalan-Nya”, tetapi hasrat saya membantah “Semua pengusaha sukses juga pernah susah dan payah”. Entahlah. Munculkan pikiran yang lebih positif aja biar tidak mudah jatuh.
Saya memang bukanlah orang yang sudah sukses dalam dunia bisnis, tidak seperti penulis tentang era bisnis yang sudah sukses dan menuliskannya. Saya bahkan tidak tahu apakah pada akhirnya akan sukses atau berhenti di tengah jalan. Hmm, itu karena niat saya bukan menulis agar diterbitkan dalam buku, tetapi sekedar sebagai sharing saya mengenai apa saja yang akan terjadi selama saya akan membuka bisnis atau wirausaha saya, termasuk kendala dan cara mengatasinya (Hahaha kalau bisa si). Jika suatu saat tulisan ini bisa berakhir kesuksesan semoga bisa memotivasi para pembacanya. Namun, jika akhirnya berhenti ditengah jalan, semoga ini bisa menjadi pelajaran agar para pembaca bisa mencari solusi yang lebih tepat. Njir, sedih amat kayaknya :D
Okey, mungkin lucu ya saya sudah menulis beberapa paragraph tapi saya belum perkenalan, hahaha. Saya adalah orang, yang terlahir dari seorang ibu. Udah gitu doing. Hahaha. Bercanda genks! Saya sengaja merahasiakan untuk “nama” haha, entahlah kenapa gitu tetapi tentu ada alasannya. Saya masih kuliah semester 5, mengambil jurusan Teknik Informatika dan fokusnya Web Programming and Mobile Application. Lho lho lhoo, kok bisa bisnisnya itu malah berkaitan dengan multimedia? Hahaha alasannya nanti aja deh genks! Udah ya perkenalannya. Demikianlah, Wassalamualaikum Wr. Wb. Eh kok udah mau tutup aja, kan inti tulisannya belum dibahas.
Owh iya, tadi saya kan sudah cerita sampai akhirnya saya vacum dalam percobaan bisnis saya hingga saat ini Rabu, 16 November 2016 pukul 06.44 WIB. Haha lengkap sudah. Dan saya berencana untuk memulai lagi dengan sedikit lebih serius, karena harus berbagi dengan perkuliahan. Itu yang melatar belakangi saya untuk menulis. Saya mulai terpacu untuk memulai bisnis lagi karena kondisi yang saya desak sendiri. Saya masih bergantung penuh dengan keuangan keluarga. Jujur, saya juga pernah bohong untuk mendapatkan uang dari orang tua saya karena kondisi saya yang terdesak. Eits, tapi tentu bukan untuk yang tidak-tidak, tapi sekedar keperluan sandang. Huft. Jadi, saya memutuskan untuk mendapatkan uang sendiri. 
Untuk memulai sebuah bisnis tentunya harus memiliki target bukan? So, what is your target right now?! Come on dude! All right, target saya kali ini adalah How to get first billion rupiah (jangan dollar, ketinggian) from my little business. Njirr, sok inggris banget dari tadi padahal belum tahu apakah tenses dan kata-katanya bener atau kagak. Yeah, target saya adalah “MERAIH SATU JUTA PERTAMA DARI BISNIS SAYA” tolong digaris bawahi JANGAN PAKE UANG ORANG LAIN ATAU ORANG TUA. Jujur saja saya menulis ini masih semangat banget. Tetapi kagak tahu kedepannya apakah masih sesemangat ini atau tidak. 
Lalu, apa saja yang akan saya bahas dalam tulisan saya ini? Hmmm, saya akan menuliskan apa saja yang saya alami ketika akan memulai bisnis saya. Saya akan mencari strategi bisnis, kemudian menerapkannya pada bisnis saya. Lalu saya akan menganalisisnya, membahas masalah yang ada dan bagaimana mencari solusinya. Jika saya tidak bisa menyelesaikannya, KOMEN SAUDARA YANG BERMANFAAT sungguh SANGAT BERHARGA  bagi saya. Ngarep nih !
Okey lansung aja mulai ke awalnya cekidott…. Eh, sebenarnya pas waktu nulis ini, saya masih dalam hari tenang UTS, hummm mana materinya semakin susah dan bikin puyeng lagi, mungkin jangan mikirin UTS dulu deh langsung lanjut cekidotnya aja biar nggak pusing. Cedkidott..
Fisrt STEP, eits sok inggris banget. Ganti  ”Usaha 1” dulu dah wkwkwk.
Usaha 1             : MEMILIH BISNIS   
Mengapa saya memilih usaha dalam bidang advertising dan desain?. Sebenarnya, saya selaku mahasiswa biasa yang tidak bergelimang harta tentu memilih usaha yang dengan modal sesedikit mungkin, bahkan nyaris tanpa modal. What? Sing bener baek? Njirr kenapa pakai Jawa lagi, haha. Yang bener aja maksudnya, hehe. Saya pada awalnya memang bingung mau bisnis apa. Bahkan saya tidak memiliki kemampuan yang mumpuni untuk memulai bisnis. Saya sempat berpikir untuk berjualan jajan, tapi saya menganalisis kalau bisnis makanan itu lebih berisiko (oh ya kata yang benar menurut KBBI itu risiko bukan resiko ya!). Mengapa demikian? Yak arena setiap makanan itu bisa basi, kalau tidak habis bisa basi, kalau basi bisa rugi, kalau rugi berarti pasal pertamanya gagal “Bisnis bermodal gratis”. Njirr, kenapa ada pasal-pasalnya, kayak siding Jessica aja wkwkwk. Itulah alasan mengapa saya tidak memilih bisnis makanan. But, setiap orang tentunya memiliki analisis dan pendapat yang berbeda untuk menentukan bisnis mereka. Mungkin bisa dilihat dari analisis kondisi lingkungannya dan kebutuhan yang diperlukan di lingkungan tersebut
Hmm, penjelasannya satu satu ya biar ntapss haha, tapi mungkin penjelasannya lebih panjang, gak papa kann???. Okey langsung aja, mengapa saya memilih bisnis di bidang desain. Saya itu hobi desain walaupun hasilnya masih ecek-ecek tapi intinya saya suka desain, karena desain itu sudah menjadi hobi maka saya senantiasa menikmati setiap kali ada orderan desain. Itu tips yang ntaps, “kalau bisa cari bisnis yang merupakan hobi kamu jadi kamu bisa menikmati saat mengerjakannya” wadaw ntapss ngetss.
Berbicara desain, saya pada awalnya tidak menyangka akan terjun di dunia itu. SMA saya dulu mengambil jurusan Bahasa, jurusan yang terisolasi (curhat ! wkwkwk). Saya setelah lulus pernah berkeinginan untuk menjadi penulis. Saya teringat kata Guru Indonesia sekaligus motivator saya, Bu Sri Kusmaniyah atau Bu Kus, kata beliau “Menulis itu membuat kamu berfikir kreatif” Ntappss. Kalau pembaca tidak percaya buktinya saya menuliskan ini! Haha. Eh,kenapa bahasnya menulis sih. Balik lagi dah ke desain yang tadi.
Berbisnis sembari melakukan hobi itu memang nikmat, jadi itu alasan utamanya. Selain, hobi desain saya juga suka berorganisasi. Dengan berorganisasi kita bisa mempunyai banyak rekan disbanding mahasiswa kupu-kupu. Apaan tuh? KUliah PUlang – Kuliah PUlang. Oleh karena itu  saya masuk ke organisasi mahasiswa UKM Kesenian di kampus saya, dan saya mengambil Sub. Desain. Saya pernah menjabat jadi Koordinator Sub. Desain, wahh  sok banget kata-katanya “Menjabat” wkwkwk.  Oh ya!, saya juga menerima pembuatan vector, wpap, dan lineart lho...
Saya juga sempat menjadi Ketua Pelaksana kegiatan seminar pada tahun 2015 di kampus saya, tentunya mengenai desain. Saya sudah merasakan pahitnya menjadi seorang ketua pelaksana. Sulitnya mendapat tanda tangan dan stempel dari para pembesar kampus. Saya membuat sebuah seminar desain yang berkaitan dengan bisnis yaitu “Berwirausaha dengan Seni Desain” yang mana membahas mengenai bisnis desain digital dan penerapannya. Membahas mengenai advertising dan fotografi. Walaupun acara saya kurang sukses dimana peserta membludak, tempat tidak mencukupi, pembagian snack ricuh, huft sedih dan merasa bersalah untuk mengingatnya. Bahkan saya berniat tidak akan menjadi ketua panitia lagi karena hal tersebut. 
Untuk menebus kekacauan pada seminar yang saya adakan akhirnya saya memutuskan untuk menerapkan materi seminar itu. Yeah! Itu mengapa saya pada akhirnya mengambil advertising dalam bisnis saya.
Oh ya, walaupun saya sudah berniat untuk tidak menjadi ketua seminar. Pada 2016 ternyata saya harus menjadi ketua lagi karena kondisi yang terdesak. Tema seminar yang kedua yaitu mengenai bisnis kaos sablon. Hell yeah! Ups. Walaupun acara tersebut tidaklah terlalu sukses tapi menurut saya sih udah lumayan. Apalagi ilmunya! Jadi saya juga memasukkan sablon kaos juga dalam bisnis yang hendak saya rintis.
Konsepnya itu sederhana, selama sub bisnis kita masih berkaitan kenapa tidak kita coba! Tapi kembali ke pasal pertama yang tadi ya! Sebisa mungkin carilah bisnis yang modalnya seminimal mungkin tetapi hasilnya harus maksimal dong ya! Haha 
STOP.. kita boleh cari ide bisnis tapi ada kecualinya, yaitu MLM. Terserah lah orang mau berbicara apa tentang model MLM tetapi intinya saya benci dengan bisnis yang berbasis MLM, system piramidanya yang seakan membohongi orang-orang yang termakan janji manis. Njirr, kasihan kalo lihat member MLM yang sampai mendaftarkan berjuta-juta tetapi apa yang mereka dambakan tidak mereka dapatkan. Hanyalah bualan yang arrggh! Pokoknya jangan! Itu menurut saya sih! Just a little intermezzo.
                                                                                                                                                                  
Usaha 2 : PERSIAPAN YANG LEBIH MATANG
Jika ditanya mengapa saya berani memulai bisnis padahal saya tidak punya modal? Jawabannya adalah .. dumpak sitik joss, haha apaan si. Serius dikit napa! Kan saya sudah menjelaskan mengenai pasal pertama tadi kan ? itulah jawabannya bahkan saya sudah pernah merintisnya dan benar-benar tanpa modal walaupun sudah vacuum beberapa lama. Kok bisa tanpa modal ? Sebenarnya si modal capek si.
Mengapa tanpa modal? 
Saya kan mengambil bisnis di bidang advertising yang mana harus ada modal banyak kan? Hmmm, tapi bisa gratis kok! Caranya gimana? Saya sebenarnya memanfaatkan pengalaman saya dalam berorganisasi. Sempat beberapa kali menjadi panitia penyelenggara kegiatan, membuka jalan saya untuk memperbanyak rekan atau saya biasa mengistilahkannya “Chanel”. Jadi kebetulan saya sering pergi ke tempat percetakan dan akhirnya kenal dengan pemiliknya, sudah percaya dan akhirnya dapat harga khusus deh! Karena sudah saling percaya maka chanel saya bersedia mencetakkan pesanan saya, tetapi bayarnya ketika saya ambil. Ya, saya sebenarnya membuka bisnis ini bukan dengan mesin atau peralatan sendiri karena saya mahasiswa biasa yang tidak berharta wkwkwk, jika pembaca nekat bertanya alasannya apa tentu saja kembali lagi ke pasal pertama hahaha. INTINYA BANGUN KEPERCAYAAN DENGAN SUPPLIER/ PENYEDIA.
Pertanyaan kedua, bagaimana dengan transportnya? Wehehe saya sudah memikirkannya lebih dulu ganks! Saya kan sudah bilang saya masih kuliah kan?! Tentu saja saya mengandalkan biaya transport untuk kuliah dong sambil mengambil pesanan ke chanel, jadi lebih efektif dan hemat ganks! Harus pintar memanfaatkan apa yang ada. Jarak rumah ke tempat Chanel harus kita pertimbangkan, tentu saja carinya harus : YANG HARGANYA MURAH, tapi kalo bisa yang JAUH dari tempat tinggal/ area bisnismu. Mengapa? Soalnya kalau area bisnismu dekat dengan Chanel otomatis kamu kalah saing, apalagi soal harganya. Coba pikirkan, kamu lebih pilih beli barang pada reseller apa dari distributor? Saya yakin sih udah tau maksud saya. Kalau tidak ambil jalan tengahnya yang harganya sedikit murah, tetapi lokasinya sering melewatinya.
Walaupun kita baru mulai untuk merintis sebuah bisnis, tentu alangkah baiknya kita harus mempersiapkannya dengan matang. Mulai dari Chanel/ Supplier/ Penyedia, kemudian harus bisa dijangkau tetapi ada yang lebih penting lho.. Apa itu? Tentu saja identitas bisnis kita dong!. Apa aja si? First, tentunya harus memiliki nama dong! Pilihlah nama yang kira-kira sesuai dengan bisnis yang akan dijalankan. 
Second, yaitu logo. Logo sangatlah penting terutama untuk memberikan watermark pada catalog produk kita sehingga tidak dicuri orang lain (anggep aja buat keamanan) ya walaupun nggak ada yang nyuri si wkwkwk tapi kan nggak ada salahnya buat antisipasi. Ngomong-ngomong yang belum punya logo bisa tuh order di saya, wkwkwk
Third, list harga. Why prize list ? mengapa list harga?. Eh, wait bukannya list harga itu bukan identitas? Gak penting! yang penting itu list harga itu harus ada karena bagaimana kita bisa mau membuat bisnis tapi tidak ada harganya. Kalau tiba-tiba ada client/ konsumen mau order dan menanyakan harga bijian dan borongan. Anda mau jawab apa coba? Soalnya saya juga pernah ditanyakan seperti itu dengan kondisi seperti itu pula dan akhirnya saya hanya bilang kalau sudah tidak terima order, padahal si karena belum ada prize list takut harga chanel ternyata berbeda tidak sesuai jadi ya terpaksa deh. Oleh karena itu, list harga itu penting!
Keempat, Kontak yang bisa dihubungi. Eh, kok tiba-tiba bahasa Indonesia si? Jahaha soalnya saya nggak tahu inggrisnya keempat dan seterusnya wkwkwk. Okey, kontak pribadi itu perlu lho, bisa berupa nomor telepon, bbm, wa, atau media sosial. Alangkah lebih baiknya jika ada alamat offline entah itu toko atau rumah. Inget ya, bisnis boleh tapi jangan nipu!
to be continue ya!